Resensi Dikta & Hukum

T A K D I R  C I N T A

A. Judul

Judul : Takdir Cinta 


B. Data Buku 

1. Judul                                   : Dikta & Hukum

2. Penulis                                Dhia’an Farah Afifah

3. Penerbit                             Asoka Aksara & Loveable 

4. Jumlah halaman               : 385 halaman

5. Tanggal dan tahun terbit : 30 Mei 2021

6. Ukuran                                : 13 x 19 cm  

7. Kategori                              : Romance 

8. Nomor ISBN                     : 978-623-310-013-7


(Buku Perbandingan : Novel Hujan -Tere Liye)


C. Pembukaan

Dhia’an Farah Afifah, adalah gadis kelahiran tahun 2000, ia kerap dipanggil teh Ara. Ara adalah seorang mahasiswa hukum di sebuah perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat. Namun sejak kecil ia memiliki hobi menulis, sehingga terbitlah hasil-hasil tulisannya, salah satunya Dikta dan Hukum. Ara adalah seorang penulis AU (Alternative Universe) di Twitter. Banyak cerita yang telah ditulis dan dipublikasikan di twitter, sampai saat ini sudah ada lima cerita yang ia tamatkan di akun twitternya

Bagi pecinta cerita fan-fiction pasti sudah tidak asing dengan maksud AU. Yaitu cerita yang berbeda dengan dunia nyata kita sehari-hari. Di mana karakternya benar ada di dunia nyata, tapi segala identitas yang ada di dalam cerita berbeda atau karangan belaka.

Akun twitter  Ara dengan username @Kejeffreyan hadir dengan cerita AU nya yang mampu memberikan suasana nyata bagi pembacanya. Emosi juga ikut terkuras ketika kita membacanya, sungguh tulisan yang sangat indah. Dalam AU ini, Dikta digambarkan dalam perwujudan Doyoung NCT, anggota boyband Korea Selatan. Dikta dan Hukum adalah sebuah cerita yang awalnya berbentuk AU atau Alternative Universe di twitter. Dikta dan Hukum sempat bikin heboh sampai jadi trending topic di twitter, dan hashtag #diktadanhukum pada TikTok sudah mencapai 59 juta views.

Cerita ini mampu membuat pembaca tertarik dan banyak dari mereka yang menyarankan agar ceritanya dipublikasikan dalam bentuk novel. Bahkan saat ini novel dikta dan hukum juga telah direalisasikan dalam bentuk serial drama produksi Dee Company. Tayang di WeTV sejak 29 Juli 2022. Serial drama romansa ini disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu dan skenarionya ditulis oleh Jujur Prananto. Serta dibintangi oleh aktris dan aktor tanah air seperti, Natasha Wilona, Ajil Ditto, Yoriko Angeline, dan Abun Sungkar.


C. Isi

Kisah ini tentang seorang mahasiswa hukum tingkat akhir bernama Dikta yang dijodohkan dengan seorang siswa SMA bernama Nadhira. Perjodohan tersebut adalah keputusan dari orang tua mereka, hal ini dilakukan karena Dikta dan Nadhira sudah berteman sejak kecil. Dalam novel tersebut tokoh Dikta digambarkan memiliki kepribadian yang baik, sopan, berpendidikan, cerdas, dan tampan. Sehingga banyak pembaca yang mendefinisikan Dikta sebagai idaman para wanita. Sedangkan Nadhira sendiri digambarkan sebagai siswi kelas 12 yang tidak rajin. Nadhira  adalah sisi kebalikan dari pada Dikta, ia malas belajar, acuh tak acuh juga  cenderung mudah mengeluh dan keras kepala.

Dikta dan Nadhira memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari sisi sifatnya, sehingga mereka kerap sekali bertengkar untuk hal-hal yang sepele. Namun jauh dari dalam hati mereka, mereka adalah dua orang yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Ketika perjodohan dilakukan Nadhira  memiliki pacar bernama Jeno. Jeno memiliki kepribadian yang tidak jauh berbeda dengan Dikta, sama sama mendekati kata sempurna. Jeno selalu mengkhawatirkan Nadhira terkait perjodohan tersebut, pasalnya ia sangat mencintai Nadhira dan tidak ingin kehilangannya. Nadhira selalu meyakinkan Jeno bahwa ia tidak akan jatuh hati pada Dikta.

Dikta memiliki seorang mantan, dimana ia putus dengan pacarnya karna diselingkuhi. Mereka putus dengan tidak baik-baik saja. Kekecewaan yang diterima Dikta dari Alea menjadikan ia mati rasa dan lebih dingin dari sebelumnya. Hal ini juga menjadi kan Dikta tidak mampu mengekspresikan rasa sayangnya kepada Nadhira dengan baik, ia cenderung ceplas ceplos tanpa memikirkan bagaimana perasaan Nadhira.

Hari-hari Nadhira selalu diisi dengan Dikta. Wajar Jeno selalu merasa cemburu terhadap kekasihnya. Namun Nadhira juga bingung harus bagaimana, karena perjodohan itu adalah permintaan orang tuanya. Yang bahkan sekeras apapun Jeno berjuang, Nadhira tetap akan menjadi milik Dikta. Hal ini lah yang akhirnya Jeno sadari dan kemudian memilih mengakhiri hubungannya dengan Nadhira.

Selang beberapa waktu Nadhira mulai terbiasa dengan kehadiran Dikta di hidupnya begitupun sebaliknya. Perlahan mereka saling menunnjukkan kepedulian dan rasa sayang. Hingga suatu Ketika Nadhira mengetahui kebohongan terbesar Dikta yang selama ini ia tutupi.

Please, Kak…, berhenti bahas perpisahan ya? Gue bakal selalu ada buat lo, Kak. Gue bakal selalu ada ketika lo nanti tertidur dan ketika lo terbangun. Gue bakal tetap disini, bareng terus sama lo. Nggak peduli apapun yang terjadi. Gue akan jadi Nadhira yang lo nanti di setiap lo bangun” Hal-298

Kalimat yang Nadhira ucapkan ketika ia mengetahui kebohongan itu. Nadhira berusaha untuk terlihat tenang di depan Dikta. Padahal ia sangat ingin menyalahkan takdir semesta.

Dikta memilikiIa Wish List yang ingin ia lakukan bersama Nadhira sebelum ia pergi. Mereka juga memiliki UUDN yakni singkatan dari Undang-Undang Dikta Nadhira yang berisi seperti berikut:

  • Pasal satu, Dasar hukum perjodohan yang mengikat kedua belah pihak yakni Nadhira dan Dikta
  • Pasal dua, Memuat tentang bagaimana Keduanya tanpa sadar saling menghindar agar tidak jatuh cinta satu sama lainnya
  • Pasal tiga, Menjelaskan kedua belah pihak terhukum dengan jatuh hati yang tak bisa mereka hindari lagi
  • Pasal empat, Ketentuan umum keduanya sebagai kekasih yang saling mencintai dan mengasihi
  • Pasal lima, Kewenangan absolut Semesta menentukan akhir dari cerita yang mereka yakini akan abadi meskipun akhirnya tidak bisa bersama

“Cantik, Nadh…. Selalu cantik” Hal-367

Pujian terakhir Dikta untuk Nadhira.


D. Penutup

Novel Dikta dan Hukum sangan menarik untuk dibaca. Novel ini memiliki daya tarik tersendiri, mulai dari tokohnya bahkan alur cerita yang menguras emosi. Novel Dikta dan Hukum memiliki bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Alur cerita pada novel ini juga diterangkan dengan jelas. Cerita Dikta dan Hukum adalah cerita yang dapat muncul dalam kehidupan nyata.

Berbeda dengam Novel Hujan karya Tere Liye. Novel Hujan memiliki alur cerita yang cukup rumit. Kapan kalimat tersebut menunjukkan waktu sekarang maupun bercerita ke masa lalu tidak dijelaskan secara rinci. Dan ketika kembali ke waktu sesungguhnya pun juga tidak dijelaskan secara detail. Itulah mengapa dalam membaca Novel Hujan pembaca harus memiliki ketelitian. Cerita dari novel Hujan terdapat beberapa bagian yang berisi ketidak mungkinan untuk terjadi dalam dunia nyata seperti mengoperasi saraf otak untuk melupakan apa yang terjadi.

Untuk kekurangan pada Novel Dikta dan Hukum terletak pada kejelasan tokoh Jeno di dalamnya. Jeno yang memiliki karakter sangat baik, bahkan hampir sempurna seperti karakter Dikta. Namun penggambaran karakter tersebut isinya kurang sesuai alias setengah-setengah jika ingin kurang dari tokoh utamanya (karena dia adalah pacar Nadhira) tapi tidak juga, ingin lebih baik dari Dikta tapi tidak juga. Jadi karakter Jeno akhirnya tidak bisa dinikmati kelogisannya dalam cerita karena tidak disampaikan dengan porsi yang pas. 

Sedangkan pada Novel Hujan penggambaran setiap tokoh dijelaskan lebih rinci. Bagaimana tokoh utama jatuh cinta dan marah kepada sahabatnya yang menaruh perasaan yang sama pada seorang lelaki. Bagaimana kemudian hubungan mereka akhirnya tidak berjalan baik dan memilih untuk melupakan.

Namun tentu saja diluar dari pada itu Novel Dikta dan Hukum serta Novel Hujan adalah cerita fiction. Cerita yang berisi imajinasi para penulis. Novel Dikta dan Hukum menjadi salah satu dalam list Fan-fiction yang harus teman-teman baca. Karena Novel ini mengajarkan kita untuk terus berjuang terhadap apapun yang kita alami, tidak mudah menyerah dan dapat menerima takdir Tuhan dengan Ikhlas.

Seperti judulnya Dikta dan Hukum bukan Dikta Dan Nadhira karena penulis ingin menggaris bawahi bahwa sebaik-baik nya hukum adalah hukum ketetapan Allah SWT.


Presensi        : Ghaitsah Zhahira Shafa

Dosen Pengampu  : Mastari Ramadhani, S.Pd, M.Pd.

Mata Kuliah     : Bahasa Indonesia Akademik



Komentar